Renungan Buat Suami

Hargai dan Jangan Cari-Cari Kesalahan
http://obat-penyejuk-hati.blogspot.com
Saat Rasulullah saw pulang dari masjid, lalu datang ke rumah Aisyah ra dan bertanya: " Wahai Aisyah, adakah makanan?" Aisyah ra menjawab: " Tidak ada makanan apa-apa wahai Rasulullah". Maka Rasulullah saw bersabda:" Kalau begitu saya puasa". ( HR. Muslim 1451)

Terkadang banyak masalah kecil yang bisa memicu permasalahan suami istri. Makanan misalnya, mungkin seorang istri sudah bersusah payah memasak sambil momong anak, namun tatkala suami datang dan mencicipi makanan, lalu dengan enteng dia mengatakan: " Masakannya nggak enak", " Masak sayur kok rasanya begini",..atau kata yang senada, tentu akan sangat menyakitkan.


Mengapakah kita tidak berusaha meniru jejak Rasulullah saw?
Dari Jabir bin Abdullah ra bahwasanya Rasulullah saw meminta lauk kepada keluarganya, namun mereka mengatakan:" Kita tidak punya apa-apa kecuali cuka". Maka Rasulullah saw pun tetap memintanya dan beliau makan dengannya, seraya berkata: " Sebaik-baik lauk adalah cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka". ( HR. Muslim 2052 )

Benarkah bahwa cuka adalah sebaik-baik lauk? Tentu semua orang mengatakan tidak, karena daging, keju, dan lainnya jauh lebih baik, namun mengapa Rasulullah saw mengatakan hal itu kepada istrinya?

Diantara yang bisa ditangkap adalah untuk menyenangkan, menghargai, dan tidak melukai hatinya. Bukankah beliau yang mengajarkan untuk tidak mencela makanan?

Dari Abu Hurairah ra berkata: " Rasulullah saw sama sekali tidak pernah mencela makanan, jika beliau senang maka beliau makan, namun jika tidak maka beliau tinggalkan". ( HR. Bukhari 2056 )

Rasulullah saw juga mengajarkan kepada kita kalau pulang dari perjalanan agar jangan pulang mendadak, tapi harus terlebih dahulu memberitahukan kedatangannya.

Dari Jabir bin Abdullah ra berkata: Rasulullah saw bersabda:" Apabila salah seorang diantara kalian pergi lama, maka janganlah dia pulang mendadak pada waktu malam". ( HR. Bukhari 5244 )

Ada apakah gerangan? Jawabanya, supaya tidak membuka jalan bagi suami untuk mencari-cari kesalahan si istri, atau mungkin agar suami tidak melihat istrinya dalam keadaan yang tidak menyenangkan.

Dalam Kisah Mereka Terdapat Pelajaran
Syaikh Mahmud Mahdi al-Istanbuli dalam Tuhfatui Arus menceritakan sebuah kisah yang sangat menarik.

Ada seorang laki-laki yang datang kepada Amirul Mu'minin Umar bin Khaththab ra seraya berkata: " Saya sudah tidak lagi mencintai istriku". Maka Umar ra berkata: " Sesungguhnya sebuah rumah tangga itu tidak cukup dibangun berdasarkan cinta saja".

Engkau benar wahai Amirul Mu'minin, memang tidak selamanya dengan cinta, namu ada pengorbanan, terdapat pengabdian, serta ditemukan perjuangan.

Imam Ibnul Jauzi dalam Shaidul Khathir menyebutkan sebuah judul yang unik dan menarik: " Bagaimana engkau bersikap kepada istri yang tidak engkau cintai ". Ada banyak kisah yang beliau ceritakan, namu saya petik salah satu diantaranya:

Ada seseorang yang bertanya kepada Abu Utsman an -Naisabuti: " Apakah amal perbuatanmu yang paling engkau harapkan pahalanya?" Dia menjawab: " Dahulu saat saya masih remaja, keluargaku sangat bersemangat menikahkanku namun saya menolak, kemudian datanglah kepadaku seorang wanita dan berkata:'Wahai Abu Utsman, saya mencintaimu, dan saya mohon atas nama Allah agar engkau menikahiku".

Berkata Abu Utsman: " Lalu saya pun mendatangi bapaknya, ternyata dia itu orang fakir, lalu dia menikahkan aku dan dia sangat gembira. Lalu saat istriku masuk menemuiku ternyata dia itu wanita yang sangat jelek, namun cara pergaulannya kepadaku membuatku tidak bisa keluar, maka saya pun tetap berada di tempat dan saya tidak menampakkan kebencian padanya, meskipun sebenarnya hatiku seperti berada diatas tungku api karena memendam kebencian padanya. Saya tetap melakukan itu semua selama lima belas tahun sehingga dia meninggal dunia, oleh karena itu tidak ada amal perbuatan yang paling saya harapkan pahalanya melainkan saat aku menjaga perasaan hatinya".

Akhir Kalam
Tiada kata yang paling pantas untuk kujadikan penutup nasehat ini kecuali sabda Rasulullah saw: Orang mu'min yang paling sempurna keimananya adalah yang paling baik akhlaqnya, dan orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya. ( HR. Ahmad 2/472 dari Abu Hurairah ra dengan sanad shahih ) http://obat-penyejuk-hati.blogspot.com
Like Me: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

Renungan

Feedage Grade B rated