Simpanan Yang Takkan Pernah Sirna

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
http://obat-penyejuk-hati.blogspot.com

Artikel : Simpanan Yang Takkan Pernah Sirna
Segala puji bagi Alloh, Robb semesta alam. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi termulia, pemuka para rosul. Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Alloh dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya.

Artikel Tentang Simpanan Yang Takkan Pernah Sirna
http://obat-penyejuk-hati.blogspot.com


Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata :

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلاً

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi sholih adalah lebih baik pahalanya di sisi Robbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS.Al-Kahfi: 46)

Dan perkataanNya:

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللهِ بَاقٍ

“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Alloh adalah kekal.” (QS.An-Nahl: 96)

Al-Imam At-Tirmidzi rohimahullohu meriwayatkan dengan sanadnya dari sahabat Tsauban rodhiyallohu 'anhu, ia berkata: “Tatkala turun ayat:

وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak…” (Qs.At-Taubah: 34)

Tsauban rodhiyallohu 'anhu berkata :

"Dahulu kami bersama Nabi Shollallohu 'alaihi wa sallam pada sebagian safarnya. Lalu sebagian sahabat berkata: “Telah diturunkan ayat mengenai emas dan perak seperti apa yang diturunkan. Kalau seandainya kita tahu harta apa yang terbaik yang kita akan mengambilnya?” Maka Nabi Shollallohu 'alaihi wa sallam berkata :

أَفْضَلُهُ لِسَانٌ ذَاكِرٌ وَقَلْبٌ شَاكِرٌ وَزَوْجَةٌ مُؤْمِنَةٌ تُعِينُهُ عَلىَ إِيْمَانِهِ

“Yang utama adalah lisan yang berdzikir, hati yang bersyukur dan istri mukminah yang membantunya (dalam melaksanakan) agamanya.”(Tirmidzi, 3/246-247, no. 3094).

Banyak orang berlomba-lomba mencari harta dan menyimpannya sebagai simpanannya di hari tua. Menyimpan harta tentunya tidak dilarang selama mencarinya dari jalan yang benar lagi halal kemudian ditunaikan sesuai dengan kewajibannya.

Akan tetapi ada simpanan yang jauh lebih baik dari itu, yaitu ilmu yang dibarengi dengan amal ketaatan dengan berbagai macam ragamnya yang ia persiapkan sebagai bekal perjalanan menuju kampung abadi. Suatu hari yang tidak lagi bermanfaat harta, anak, dan kedudukan.

Alloh subhanahu wa ta’ala berkata :

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“ pada hari yang tidak bermanfa’at lagi harta dan tidak pula anak, kecuali orang yang datang kepada Alloh dengan hati yang selamat “.(QS. Asy Syu’aro : 88-89).

Harta memang membuat silau para pecintanya dan membius mereka sehingga seolah harta segala-galanya. Tak heran jika banyak orang menempuh cara yang tidak dibenarkan oleh syariat dan lupa akan tujuan Alloh Ta’ala menciptakannya di dunia,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“ dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku “.(QS. Adz Dzariyat : 56).

Padahal betapa banyak orang bekerja siang dan malam sampai lupa akan kewajibannya namun ia tidak bisa menikmati hasilnya. Tidak sedikit pula orang menumpuk harta namun belum sempat ia merasakannya, kematian telah merenggutnya sehingga hartanya pun berpindah kepada orang lain. Orang yang keadaannya seperti ini apabila tidak memiliki amal kebaikan maka ia rugi di dunia dan di akhirat. Sungguh betapa sengsaranya. Padahal Alloh Ta’ala telah mengingatkannya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَ‌ٰلِكَ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ ﴿٩﴾ وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ ﴿١٠﴾ وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“ wahai orang-orang yang beriman jangan sampai harta dan anak-anak akalin melalaikan dari dzikir kepada Alloh, barangsiapa yang berbuat demikian maka merekalah orang-orang yang merugi, infakkanlah dari apa-apa yang telah Kami rizkikan pada kalian sebelum dating kepada salah seorang dari kalian kematian, lalu dia mengatakan : “wahai Robbku seandainya engakau tangguhkan waktu barang sejenak saja tentu aku akan bersedekah dan tentu aku tergolong orang-orang yang sholih, dan tidaklah Alloh mengakhirkan jiwa (ajalnya) apabila telah adatang ajalnya , dan Alloh paling tahu dengan apa-apa yang kalian kerjakan”.(QS. Al Munafiqun : 9-11).


Jelasnya, mereka ingin mengejar kesenangan hidup yang bersifat sementara dan melupakan kesenangan yang abadi di sisi Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Yang pada akhirnya tidak mendapatkan kedua-duanya, kesenangan dunia ataupun kesenangan akhirat. Wal ‘iyyadzubillah.

Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata :

إِنَّ قَارُوْنَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوْزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوْءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لاَ تَفْرَحْ إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْفَرِحِيْنَ. وَابْتَغِ فِيْمَا آتَاكَ اللهُ الدَّارَ اْلآخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ وَلاَ تَبْغِ الْفَسَادَ فِي اْلأَرْضِ إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ. قَالَ إِنَّمَا أُوْتِيْتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُوْنِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا وَلاَ يُسْأَلُ عَنْ ذُنُوْبِهِمُ الْمُجْرِمُوْنَ. فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِيْنَتِهِ قَالَ الَّذِيْنَ يُرِيْدُوْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَالَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُوْنُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيْمٍ. وَقَالَ الَّذِيْنَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلاَ يُلَقَّاهَا إِلاَّ الصَّابِرُوْنَ. فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ اْلأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُوْنَهُ مِنْ دُوْنِ اللهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِيْنَ. وَأَصْبَحَ الَّذِيْنَ تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِاْلأَمْسِ يَقُوْلُوْنَ وَيْكَأَنَّ اللهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَوْلاَ أَنْ مَنَّ اللهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا وَيْكَأَنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الْكَافِرُوْنَ. تِلْكَ الدَّارُ اْلآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِيْنَ لاَ يُرِيْدُوْنَ عُلُوًّا فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ

“Sesungguhnya Qorun termasuk dari kaum Musa, namun ia berlaku aniaya terhadap mereka. Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh sangat berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat. Ingatlah ketika kaumnya berkata kepadanya : "Janganlah kamu terlalu bangga, sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang selalu membanggakan diri. Dan carilah kepada apa yang telah dianugerahkan Alloh kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat. Jangan kamu melupakan bagian (kenikmatan) duniawi. Dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Alloh telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan".

Qorun berkata: "Sesungguhnya aku diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".

Apakah ia tidak mengetahui bahwasanya Alloh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripada dia dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu tentang dosa-dosa mereka.

Maka keluarlah Qorun kepada kaumnya dalam kemegahannya,

Orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia pun berkata: "Sekiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qorun. Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".

Orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata : "‘Kecelakaan yang besarlah bagimu. Pahala Alloh adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman lagi beramal sholih, dan tidaklah diperoleh pahala itu melainkan bagi orang-orang yang bersabar".

Maka Kami benamkan Qorun beserta rumahnya ke dalam bumi. Tidak ada satu golonganpun yang menolongnya dari adzab Alloh. Dan tidaklah ia termasuk dari orang yang membela dirinya".

Jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qorun itu berkata :"Aduhai benarlah Alloh melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki dari hamba-hambaNya dan menyempitkannya. Kalau Alloh tidak melimpahkan karuniaNya kepada kita, benar-benar Dia telah membenamkan kita pula".

"Aduhai benarlah tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Alloh)".

Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi dan kesudahan yang baik itu bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS.Al-Qoshos: 76-83)


Siapakah yang akan selamat?

Merekalah orang-orang yang bersabar,yaitu orang-orang yang menahan dirinya untuk terus di atas ketaatan kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala, menahan diri dari bermaksiat kepadaNya serta siap menerima segala ketentuan Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Juga orang-orang yang bersabar dari rayuan dunia dan syahwatnya untuk tersibukkan dari beribadah kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala dan menghalangi mereka dari tujuan mereka diciptakan. Merekalah orang-orang yang mengutamakan balasan di sisi Alloh Subhanahu wa Ta'ala daripada dunia yang fana". (Tafsirul karimir rohman hal. 574).

Sungguh malang nasibmu wahai saudaraku, jika kamu lupa dan melalaikan akibat perbuatanmu. Hendaknya engkau segera mencari jalan keluar dari perbuatanmu. Simaklah perkataan Alloh Subhanahu wa Ta'ala :

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلاَئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادٌ لاَ يَعْصُوْنَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

“Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Padanya (ada) malaikat yang keras dan kasar dan mereka tidak bermaksiat kepada Alloh terhadap segala yang diperintahkan dan mereka melakukan segala apa yang diperintahkan.” (QS.At-Tahrim: 6)

Alloh Ta’ala mengatakan

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ

“Apa yang menimpamu berupa kebaikan maka datangnya dari Alloh dan apa yang menimpamu berupa kejahatan datangnya dari dirimu sendiri.”(QS.An-Nisaa: 79)

وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ

“Dan barangsiapa melakukannya maka sungguh dia telah mendzolimi dirinya sendiri.”(QS.Al-Baqoroh: 231)

قَدْ جَاءَكُمْ بَصَائِرُ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ أَبْصَرَ فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَا وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِحَفِيْظٍ

“Sungguh telah datang kepada kalian hujjah dari Robb kalian. Maka barangsiapa melihatnya untuk dirinya sendiri dan barangsiapa buta darinya atasnya dan aku bukan sebagai penolong atas kalian.” (QS.Al-An’am: 104)

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِوَكِيْلٍ

“Katakan wahai sekalian manusia, telah datang kepada kalian kebenaran dari Robb kalian. Maka barangsiapa mendapatkan petunjuk untuk dirinya dan barangsiapa yang sesat, maka dia tersesat atas dirinya sendiri dan Aku bukanlah pembela atas kalian.” (QS.Yunus: 108)

Semua ayat di atas mengingatkan kepada kita akan pentingnya memperhatikan urusan diri kita sendiri, di mana jika berhasil maka keberhasilan untuk diri kita sendiri dan jika merugi itu merupakan hasil usaha kita.


Ketahuilah bahwa jiwa selalu berada dalam salah satu dari dua keadaan...

Pertama : Sibuk dalam ketaatan kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala.

Kedua : Tersibukkan oleh nafsunya (dari ketaatan kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala).

Karena bila jiwa itu tidak disibukkan, dia akan menyibukkan. Dan jika didapati ada yang akan meluruskannya niscaya akan menjadi lurus.
By Andre and Nisa
http://obat-penyejuk-hati.blogspot.com
Like Me: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

Renungan

Feedage Grade B rated