Perusak Amalan Yang tidak disadari

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
http://obat-penyejuk-hati.blogspot.com

Artikel : Perusak Amalan Yang tidak disadari
Segala puji bagi Alloh, Robb semesta alam. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi termulia, pemuka para rosul. Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Alloh dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya.

Artikel Tentang Perusak Amalan Yang tidak disadari
http://obat-penyejuk-hati.blogspot.com


Semestinya agar diketahui seorang hamba bahwa seluruh amalan berjalan sesuai dengan tempat berjalannya, maka besar dan kecilnya nilai amalan disisi Alloh Ta'ala tentunya sesuai dengan kadar besar dan kecilnya keimanan, keikhlasan, mahabbah dan pengikut-pengikutnya di dalam hati. Tentunya amalan yang sempurna akan menjadi pelebur bagi dosa-dosa sebagaimana apabila berkurangnya amalan tentunya juga sebaliknya.

Dan dengan dua kaidah ini akan hilanglah banyak kesulitan dalam kehidupan ini :

Besar dan kecilnya suatu amalan ditinjau sesuai dengan kadar besar dan kecilnya apa-apa yang di dalam hati berupa hakikat keimanan.
Terhapusnya amalan karena kejelekan ditinjau sesuai dengan kadar sempurna dan berkurangnya amalan tersebut.


Perusak Amalan


Pembatal amalan dan perusak amalan sangatlah banyak tidak bisa dibatasi, akan tetapi kita tidak akan membahasnya, hanyasannya pembahasan kali ini bagaimana menjaga amalan dari perusak dan pembatal amalan,

1.Riya' meskipun sedikit ia mampu merusakkan amalan dan riya' ini memiliki pintu-pintu yang sangat banyak tidaklah terhitung jumlahnya.

2.Keberadaan amalan yang tidak terikat dengan ittiba' kepada as sunnah demikian pula menyebabkan amalan tersebut menjadi rusak dan tidak diterima oleh Alloh Ta'ala.

3.Mengungkit-ungkit amalan di hadapan Alloh Ta'ala dengan hatinya.

4.Demikian pula mengungkit-ungkit sedekah, perbuatan yang ma'ruf, kebaikan, silaturahmi menyebabkan amalan menjadi rusak, sebagaimana Alloh Ta'ala katakan :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ

" wahai orang-orang yang beriman janganlah engkau menghilangkan (pahala) sedekah kalian dengan mengungkit-ungkit dan menyakiti (sipenerima)".(QS. Al Baqoroh : 264).

Betapa banyak manusia yang tidak memiliki ilmu dan ma'rifah tentang kejelekan yang bisa menghanguskan kebaikan-kebaikannya, sungguh Alloh Ta'ala mengatakan :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَن تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنتُمْ لَا تَشْعُرُونَ

" wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian angkat suara kalian di atas suaranya Nabi dan janganlah kalian berkata keras dihadapannya sebagaimana kalian berbicara dengan sebagaian yang lain, yang akan menyebabkan terhapusnya amalan kalian sedangkalain kalian tidak menyadari ".(QS. Al Hujurot : 2).

Maka Alloh subhanahu wa Ta'ala mengingatkan kepada orang-orang yang beriman dari terhapusnya suatu amalan mereka dengan sebab mengeraskan suara dihadapan Rosululloh sholallohu 'alaihi wa salam sebagaimana kerasnya suara mereka terhadap sebagian yang lain, akan tetapi perbuatan ini tidaklah sampai dihukumi murtad bahkan hukum bagi orang yang seperti ini adalah kemaksiatan yang menyebabkan amalan pelakunya terhapus (tidak berpahala) sedangkan ia tidak menyadarinya.

Maka bagaimanakah pendapatmu apabila ada seseorang yang mendahulukan perkataan orang lain atau petunjuk oran lain dari selain petunjuk atau thoriqoh (jalan yang ditempuh) oleh Nabi shollallohu 'alaihi wa salam, Bukankah amalan tersebut menjadi hangus sedangkan ia tidak menyadari?

Maka mengetahui perusak amalan disaat diamalkannya amalan tersebut atau mengetahui pembatal amalan tersebut adalah perkara yang sangat penting yang semestinya seorang muslim bisa berhati-hati darinya.

Dan sungguh datang pada atsar yang ma'ruf : "sesungguhnya ada seorang hamba yang benar-benar beramal dengan suatu amalan yang tersembunyi tidaklah seorang pun mengetahui amalannya kecuali hanya Alloh ta'ala, lalu ia menceritakan amalan tersebut, maka berpindahlah amalan itu dari lembaran-lembaran yang tersembunyi menuju kepada lembaran-lembaran yang terbuka, kemudian menjadilah pada hal yang demikian itu sesuai dengan yang nampak, maka seandainya ia menceritakan karena sum'ah atau mencari kedudukan dan kehormatan dari selain Alloh Ta'ala tentu sia-sialah amalannya."(Risalatun fii tazkiyatin nufusi hal. 14).nas 'alulloha as salamah wal afiyah.
By Andre and Nisa
http://obat-penyejuk-hati.blogspot.com
Like Me: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

Renungan

Feedage Grade B rated