بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
Asy Syaikh Muhammad At Tamimi Rohimahullohu Ta'ala berkata :
بيان العلم و العلماء ، و الفقه و الفقهاء، وبيان من تشبه بهم وليس منهم، وقد بين الله هذا الأصل في أل سورة من قوله
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ﴿ البقرة :٤٠ )٠
إلى قوله
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ﴿ البقرة : ٤٧ )٠
ويزيده وضوحا ما صرحتبه السنة في هذا الكلام الكثير البين الواضح لامي البليد، ثم صارهذا أغرب الأشياء، وصا العلم و الفقه هو البدع و الضلالات، وخيار ما عند هم لبس الحق بالباطل، وصار العلم الذي فرضه الله تعالى على الخلق ومدحه لايتفوه به إلا زنديق أو مجنون، وصار من أنكره وعاداه وصنف في التحذير منه والنهي عنه هوالفقيه العلم
" Penjelasan ilmu dan ulama, fiqh dan fuqoha dan penjelasan orang-orang yang menyerupai mereka padahal bukan termasuk mereka, dan sungguh Alloh Ta'ala telah menjelaskan prinsip ini pada awal surah Al Baqoroh diantara perkataanNya :
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ
" Wahai bani isro'il ingatlah kalian nikmatKu yang telah Aku berikan nikmat itu atas kalian dan penuhilah oleh kalian dengan janjiku niscaya aku penuhi dengan janji kalian ".(QS. Al Baqoroh : 40). sampai perkataanNya 'azza wa jalla :
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ
" Wahai bani isro'il ingatlah oleh kalian nikmatKu yang telah Aku berikan nikmat itu atas kalian dan sesungguhnya Aku telah berikan keutamaan kepada kalian atas semesta alam ".(QS. Al baqoroh : 47).
Dan tambahan yang jelas dari perkara-perkara yang telah diterangkan oleh As Sunnah dengan gamblang dalam keterangan yang sangat banyak, jelas lagi gamblang bagi orang yang awam lagi bodoh sekalipun, kemudian menjadilah (kenyataan zaman sekarang ini) perkara ini sangat asing dan menjadilah ilmu dan fiqh dipandang sebagai bid'ah dan kesesatan, memilih sesuatu yang menurut mereka (dimana sesuatu itu) mengkaburkan al haq dengan kebatilan, menjadilah kemudian ilmu yang Alloh Ta'ala wajibkan atas makhluk dan Alloh Ta'ala telah memujinya sebagai bualan (igauan) tidak lain bagi orang-orang zindik dan gila, dan menjadilah orang yang mengingkari ilmu dan memusuhi ilmu dan telah membuat tulisan yang di dalamnya tahdziran dan larangan atas ilmu (mempelajarinya) dialah orang yang faqih lagi alim (anggapan masyarakat)".
Penjelasan :
Perkataan beliau : ( بيان العلم و العلماء ، و الفقه و الفقهاء ) yang dimaksudkan dengan ilmu disini yaitu ilmu syar'i adalah ilmu yang Alloh Ta'ala telah turunkan kepada RosulNya berupa penjelasan dan petunjuk, ilmu yang di dalamnya ada pujian dan pujian dialah ilmu syar'i, ilmu yang telah Alloh Ta'ala telah turunkan pada Rosululloh shollallohu 'alaihi wa salam berupa al kitab(Al Qur'an) dan hikmah (As Sunnah), Alloh Ta'ala telah katakan :
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
" Katakanlah apakah sama orang-orang yang berilmu dan tidak berilmu ? hanyasannya orang yang berakallah yang senantiasa ingat (menerima peringatan) ".(QS. Az Zumar : 9).
Dan Nabi shollallohu 'alaihi wa salam telah berkata :
من ير الله به خيرا يفقهه في الدين
" Barangsiapa yang Alloh kehendaki kebaikan, niscaya Alloh akan fahamkan dia dalam perkara agama ".(Bukhori fii kitabil ilmi, bab man yuridillahu bihi khoiron, Muslim fii kitabiz zakah, bab An Nahyu 'anil mas'alah).
Dan perkataannya Nabi shollallohu 'alaihi wa salam :
إن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما إنما ورثوا العلم فمن أخذه أخذ بحظ وافر
" Sesungguhnya para Nabi tidaklah mereka mewariskan dinar dan tidak juga dirham hanyasannya mereka mewariskan ilmu maka barang siapa yang mengambilnya (ilmu) maka dia telah mengambil bagian yang sangat banyak".(Al Imam Ahmad 5/196, Abu dawud 3641, Tirmidzi 2671, Ibnu Majah 223, Ad Darimy 338, Al Baghowy fii syarhis sunnah 1/275 no.129, Ak Haitsamy fii mawarirididh dhiman 80, berkata Al hafidz fii fathi 1/160 wa lahu syawahid yataqowwaa biha).
Dan suatu hal yang maklum bahwa yang diwariskan para Nabi hanyasannya ilmu syari'at, bersama ini kami tidak mengingkari adanya suatu faidah pada ilmu-ilmu yang lain , akan tetapi faidahnya terbatasi dengan 2 pembatasan, yaitu :
pertama, Apabila ilmu tersebut membantu untuk taat kepada Alloh Ta'ala, untuk menolong agama Alloh Ta'ala.
kedua, memberikan manfa'at kepada hamba-hambanya Alloh Ta'ala berupa kebaikan dan kemaslahatan.
Sungguh sebagian ulama menyebutkan bahwa mempelajari ilmu tehnologi hukumnya wajib kifayah dan permasalahan ini masih diperbincangkan dan diperselisihkan.
Ringkasnya adalah ilmu yang mendatangkan pujian disaat mencarinya adalah memahami kitabulloh dan sunahnya Rosululloh shollallohu 'alaihi wa salam , dan kebalikan dari itu seandainya keadaan pengetahuan tersebut sebagai wasilah kepada kebaikan maka adalah baik dan seandainya keberadaannya sebagai wasilah kepada kejelekan maka adalah jelek dan seandainya tidaklah keberadaannya tidsk bisa mengahantarkan kepada ini dan ini maka adalah menyia-nyiakan waktu dan permainan.