بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
Segala puji bagi Alloh, Robb semesta alam. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi termulia, pemuka para rosul. Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Alloh dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya.
Saudariku muslimah…Ketahuilah, kesulitan yang menimpa umat Islam saat ini merupakan adzab dari Alloh. Adzab tersebut tidaklah turun kecuali disebabkan dosa-dosa para hamba, yang dengan itu diharapkan mereka mau bertaubat kepada Robb mereka dan mau kembali kepada-Nya.
Dalam tulisan ringkas ini kami ingin menjelaskan sebagian sebab yang menyampaikan kita pada apa yang kita alami sekarang ini, agar kita mengoreksi diri dan memperbaiki kesalahan.
Pertama, dosa-dosa dan kemaksiatanTidak diragukan lagi bahwa dosa dan kemaksiatan termasuk sebab terbesar yang menyampaikan umat terdahulu pada kebinasaan. Ali rodhiyallohu 'anhu berkata: “Tidaklah turun bala' (siksaan) kecuali karena dosa, dan bala' tersebut tidak akan diangkat kecuali dengan taubat.”
Ketika bala menimpa suatu kaum, tak ada satupun usaha manusia yang mampu menahannya, meski ada orang-orang sholih ada diantara mereka, adzab tetap meliputi. Sebagaimana ucapan Zainab rodhoyallohu 'anhaa kepada Nabi sholallohu 'alaihi was salam:
“Apakah kita akan dibinasakan sedangkan ada orang-orang sholih diantara kita?” Nabi bersabda: “Ya, apabila telah banyak kejelekan.”(Bukhory 7059,Muslim 2880)
Pada umat ini pun ada orang-orang sholih, akan tetapi banyak pula tersebar kejelekan. Oleh karena itu hendaknya orang-orang yang memiliki akal menjauhi dosa-dosa dan kemaksiatan agar Alloh Ta'ala tidak memasukkan dirinya ke dalam adzab-Nya yang pedih dan tidak menghadapkan dirinya kepada kemurkaan Alloh 'azza wa jalla.
Berapa banyak penduduk negeri yang berada dalam keamanan dan ketenangan, mereka diberi nikmat dengan makmurnya kehidupan kemudian Alloh membinasakan dan mengubah keadaan mereka. Alloh ta'ala ganti nikmat tersebut dengan kelaparan dan rasa aman dengan ketakutan disebabkan dosa dan kemaksiatan.
Alloh subhanahu wa ta'ala berkata:
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
“Dan Alloh telah membuat suatu perumpamaan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman dan tenteram, rezeki datang kepada mereka melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nahl:112)
Maka perhatikanlah kelembutan sifat Alloh 'azza wa jalla dan perhatikan bagaimana Alloh 'azza wa jalla mengubah keadaan mereka. Semua itu disebabkan dosa dan kemaksiatan hamba.
Kedua, lemahnya ketakwaan,
Ketahuilah wahai Saudariku.... semoga Alloh ta'ala merahmatimu.
Lemahnya takwa dalam hati juga merupakan sebab yang mengantarkan kepada kebinasaan dan hilangnya kenikmatan serta berubahnya keadaan yang paling baik menjadi yang paling buruk. Lemahnya takwa termasuk sebab datangnya murka Alloh ta'ala.
Dia yang Maha Suci berkata:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Dan seandainya suatu penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan bukakan atas mereka barokah dari langit dan bumi. Akan tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat) Kami, maka Kami siksa mereka karena perbuatan mereka itu.” (QS. Al A’raf: 96)
Ketiga, merajalelanya kerusakan.
Merajalelanya bermacam-macam perbuatan dosa, seperti wanita menampakkan perhiasan (aurot) nya di depan laki-laki yang bukan mahrom, bercampur baurnya laki-laki dan wanita yang buka mahrom tanpa hijab yang syar’i, banyaknya perzinaan, ditinggalkannya sholat dan zakat, banyaknya riba, homo seks, dan sebagainya termasuk sebab turunnya bala' pada umat ini.
Ketika perbuatan tersebut dilakukan terang-terangan dalam suatu kaum dan disiarkan sampai merata di kalangan mereka, maka dipastikan akan turun adzab. Alloh Subhanahu berkata dalam surat Ar-Ruum ayat 41:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, agar Alloh menimpakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka mau kembali.”
Bila Alloh subhanahu ingin membinasakan suatu kaum, Alloh subhanahu jadikan orang-orang yang paling jahat diantara mereka bertambah kefasikan dan kerusakkannya kemudian mereka menyebarkan kerusakkan itu dan menyeru manusia untuk melakukannya. Saat itulah turun adzab, sebagaimana perkataan Alloh 'azza wa jalla:
وَإِذَا أَرَدْنَا أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا
“Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu supaya mentaati Alloh, tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku perkataan (ketentuan) Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. Al Isra:16)
Keempat, merasa aman dari makar Alloh Ta'ala.
Orang-orang yang sholih selalu tunduk dalam ketaatan, bertaubat, dan khusyu'. Hati mereka bergetar karena takut kepada Alloh ta'ala dan khawatir terhadap adzab-Nya yang pedih.
Namun sungguh mengherankan, ada orang yang menampakkan kemaksiatan di hadapan Alloh ta'ala secara terang-terangan. Sungguh mengherankan, ia terus-menerus melakukan dosa besar dan kemaksiatan. Tidaklah ia meninggalkan satu dosa kecuali telah melakukan dosa yang lain.
Sungguh mengherankan, wanita yang keluar dalam keadaan tidak berpakaian kecuali hanya sekedar menutup separuh badannnya, kemudian ia pergi ke pasar dan menimbulkan fitnah di hati hamba-hamba Alloh ta'ala. Betapa mengherankan orang yang lalai padahal ia berada dalam pengawasan Alloh ta'ala.
Sungguh sangat mengherankan, bagaimana mereka semua merasa aman dari makar Alloh 'azza wa jalla!!
Apakah mereka belum pernah mendengar perkataan Alloh ta'ala :
أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَىٰ أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ ﴿٩٨﴾ أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari datangnya siksaan Kami pada mereka di malam hari saat mereka tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari datangnya siksaan Kami di waktu dhuha ketika mereka sedang bermain? Apakah mereka merasa aman dari adzab Alloh (yang tidak terduga-duga)?. Tidaklah merasa aman dari adzab Alloh kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf:97-99)
Orang-orang yang merasa aman dari makar Alloh ta'ala adalah orang-orang yang merugi, karena mereka lengah dari adzab Alloh ta'ala hingga adzab itu sampai kepada mereka dengan tiba-tiba tanpa mereka sadari. Yang demikian itu disebabkan mereka merasa aman dari makar Alloh ta'ala. Mereka terus-menerus dalam kemaksiatan, tidak menyadari kemurkaan Alloh ta'ala hingga terjadilah apa yang terjadi.
Wahai Saudariku muslimah…
Sepantasnya seorang muslimah yang sebenarnyai mengetahui beberapa perkara penting berikut ini:
Pertama, hendaknya kita berserah diri dan meyakini bahwa Alloh ta'ala tidak akan mendzolimi siapapun sebagaimana perkataanNya:
وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ
“Dan sekali-kali Alloh tidak mendzolimi hamba-hamba-Nya.” (QS. Fushilat: 46)
Sebab turunnya adzab kepada manusia adalah akibat ulah mereka sendiri, sebagai buah dari amalan mereka. Alloh ta'ala berkata:
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
“Dan musibah apapun yang menimpa kalian adalah disebabkan perbuatan kalian sendiri, dan Alloh memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan itu).(QS. Asy Syuuro : 30)
وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَـٰكِنْ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
”“Dan Alloh tidaklah mendzolimi mereka, akan tetapi diri-diri mereka sendirilah yang dzolim.” (QS. Ali Imron: 117)
Kedua, wajib atas setiap muslim mengetahui bahwa ujian itu datangnya dari Alloh ta'ala. Alloh ta'ala berkata :
وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Dan Kami akan memberi kalian cobaan dengan kejelekan dan kebaikan sebagai ujian dan hanya kepada Kami lah kalian akan dikembalikan.” (QS. Al anbiya: 35)
Hendaknya pula ia mengerti bahwa Allo ta'ala h menguji hamba-hamba-Nya agar dapat dibedakan siapa yang betul-betul beriman kepada Alloh ta'ala dan siapa orang-orang munafik, siapa yang jujur dan siapa yang dusta. Hal ini adalah sunatulloh yang berlaku pada umat-umat terdahulu.
Alloh subhanahu berkata :
وَلِيُمَحِّصَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَمْحَقَ الْكَافِرِينَ ﴿١٤١﴾ أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
“Dan agar Alloh membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang kafir. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum nyata bagi Alloh orang-orang yang berjihad diantara kalian dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imron: 141-142)
Ketiga, wajib bagi kita untuk bersabar, mengharap pahala, dan memuji Alloh ta'ala atas segala yang ditakdirkan-Nya. Hendaknya kita tidak mengeluh atas takdir buruk yang menimpa kita. Kesabaran adalah jalan yang paling selamat dan paling mudah untuk mendapatkan kelapangan dari Alloh ta'ala. Dia berkata :
وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
“Jika kalian bersabar dan bertakwa maka yang demikian itu sungguh merupakan hal yang patut diutamakan.” (QS. Ali Imron: 186)
Keempat, marilah kita bertaubat kepada Alloh ta'ala dan memohon ampunan-Nya atas apa yang telah kita lakukan baik itu perbuatan maksiat dan dosa-dosa ataupun kelemahan dalam menjalankan kewajiban. Kita sadari bahwa taubat adalah satu-satunya cara mencapai jalan keselamatan. Akankah kita sambut seruan Alloh ta'ala tatkala berkata:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kamu sekalian wahai orang-orang yang beriman agar kalian beruntung.” (QS. An Nur: 31)
Ataukah kita akan terus berada dalam kemaksiatan dan dosa dengan meninggalkan sholat, memakan riba, dan lainnya? Akankah para wanita tetap bertabarruj (bersolek dan dipertontonkan di depan laki-laki bukan mahrom) dan safar (bepergian) tanpa mahrom? Apakah kita ingin menunda taubat dan melupakan perkataan Alloh ta'ala :
وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Dan barangsiapa yang tidak bertaubat maka merekalah orang-orang yang dzolim.” (QS. Al Hujurat: 11)
Wahai Saudariku muslimah…
Marilah kita bertaubat kepada Alloh ta'ala dengan taubatan nashuha (yang tulus)
رَّبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُونَ
“Wahai Robb kami, hilangkanlah adzab dari kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang beriman kepada-Mu.” (QS. Ad Dukhan: 12)
Mari kita kembali kepada Alloh Ta'ala. Semoga Alloh Subhanahu wa ta'ala meringankan bencana atas kita dan menahan siksa-Nya. Sholawat dan salam atas Nabi kita Muhammad sholallohu 'alahi was salam.
Dalam tulisan ringkas ini kami ingin menjelaskan sebagian sebab yang menyampaikan kita pada apa yang kita alami sekarang ini, agar kita mengoreksi diri dan memperbaiki kesalahan.
Pertama, dosa-dosa dan kemaksiatanTidak diragukan lagi bahwa dosa dan kemaksiatan termasuk sebab terbesar yang menyampaikan umat terdahulu pada kebinasaan. Ali rodhiyallohu 'anhu berkata: “Tidaklah turun bala' (siksaan) kecuali karena dosa, dan bala' tersebut tidak akan diangkat kecuali dengan taubat.”
Ketika bala menimpa suatu kaum, tak ada satupun usaha manusia yang mampu menahannya, meski ada orang-orang sholih ada diantara mereka, adzab tetap meliputi. Sebagaimana ucapan Zainab rodhoyallohu 'anhaa kepada Nabi sholallohu 'alaihi was salam:
“Apakah kita akan dibinasakan sedangkan ada orang-orang sholih diantara kita?” Nabi bersabda: “Ya, apabila telah banyak kejelekan.”(Bukhory 7059,Muslim 2880)
Pada umat ini pun ada orang-orang sholih, akan tetapi banyak pula tersebar kejelekan. Oleh karena itu hendaknya orang-orang yang memiliki akal menjauhi dosa-dosa dan kemaksiatan agar Alloh Ta'ala tidak memasukkan dirinya ke dalam adzab-Nya yang pedih dan tidak menghadapkan dirinya kepada kemurkaan Alloh 'azza wa jalla.
Berapa banyak penduduk negeri yang berada dalam keamanan dan ketenangan, mereka diberi nikmat dengan makmurnya kehidupan kemudian Alloh membinasakan dan mengubah keadaan mereka. Alloh ta'ala ganti nikmat tersebut dengan kelaparan dan rasa aman dengan ketakutan disebabkan dosa dan kemaksiatan.
Alloh subhanahu wa ta'ala berkata:
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
“Dan Alloh telah membuat suatu perumpamaan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman dan tenteram, rezeki datang kepada mereka melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nahl:112)
Maka perhatikanlah kelembutan sifat Alloh 'azza wa jalla dan perhatikan bagaimana Alloh 'azza wa jalla mengubah keadaan mereka. Semua itu disebabkan dosa dan kemaksiatan hamba.
Kedua, lemahnya ketakwaan,
Ketahuilah wahai Saudariku.... semoga Alloh ta'ala merahmatimu.
Lemahnya takwa dalam hati juga merupakan sebab yang mengantarkan kepada kebinasaan dan hilangnya kenikmatan serta berubahnya keadaan yang paling baik menjadi yang paling buruk. Lemahnya takwa termasuk sebab datangnya murka Alloh ta'ala.
Dia yang Maha Suci berkata:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Dan seandainya suatu penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan bukakan atas mereka barokah dari langit dan bumi. Akan tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat) Kami, maka Kami siksa mereka karena perbuatan mereka itu.” (QS. Al A’raf: 96)
Ketiga, merajalelanya kerusakan.
Merajalelanya bermacam-macam perbuatan dosa, seperti wanita menampakkan perhiasan (aurot) nya di depan laki-laki yang bukan mahrom, bercampur baurnya laki-laki dan wanita yang buka mahrom tanpa hijab yang syar’i, banyaknya perzinaan, ditinggalkannya sholat dan zakat, banyaknya riba, homo seks, dan sebagainya termasuk sebab turunnya bala' pada umat ini.
Ketika perbuatan tersebut dilakukan terang-terangan dalam suatu kaum dan disiarkan sampai merata di kalangan mereka, maka dipastikan akan turun adzab. Alloh Subhanahu berkata dalam surat Ar-Ruum ayat 41:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, agar Alloh menimpakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka mau kembali.”
Bila Alloh subhanahu ingin membinasakan suatu kaum, Alloh subhanahu jadikan orang-orang yang paling jahat diantara mereka bertambah kefasikan dan kerusakkannya kemudian mereka menyebarkan kerusakkan itu dan menyeru manusia untuk melakukannya. Saat itulah turun adzab, sebagaimana perkataan Alloh 'azza wa jalla:
وَإِذَا أَرَدْنَا أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا
“Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu supaya mentaati Alloh, tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku perkataan (ketentuan) Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. Al Isra:16)
Keempat, merasa aman dari makar Alloh Ta'ala.
Orang-orang yang sholih selalu tunduk dalam ketaatan, bertaubat, dan khusyu'. Hati mereka bergetar karena takut kepada Alloh ta'ala dan khawatir terhadap adzab-Nya yang pedih.
Namun sungguh mengherankan, ada orang yang menampakkan kemaksiatan di hadapan Alloh ta'ala secara terang-terangan. Sungguh mengherankan, ia terus-menerus melakukan dosa besar dan kemaksiatan. Tidaklah ia meninggalkan satu dosa kecuali telah melakukan dosa yang lain.
Sungguh mengherankan, wanita yang keluar dalam keadaan tidak berpakaian kecuali hanya sekedar menutup separuh badannnya, kemudian ia pergi ke pasar dan menimbulkan fitnah di hati hamba-hamba Alloh ta'ala. Betapa mengherankan orang yang lalai padahal ia berada dalam pengawasan Alloh ta'ala.
Sungguh sangat mengherankan, bagaimana mereka semua merasa aman dari makar Alloh 'azza wa jalla!!
Apakah mereka belum pernah mendengar perkataan Alloh ta'ala :
أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَىٰ أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ ﴿٩٨﴾ أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari datangnya siksaan Kami pada mereka di malam hari saat mereka tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari datangnya siksaan Kami di waktu dhuha ketika mereka sedang bermain? Apakah mereka merasa aman dari adzab Alloh (yang tidak terduga-duga)?. Tidaklah merasa aman dari adzab Alloh kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf:97-99)
Orang-orang yang merasa aman dari makar Alloh ta'ala adalah orang-orang yang merugi, karena mereka lengah dari adzab Alloh ta'ala hingga adzab itu sampai kepada mereka dengan tiba-tiba tanpa mereka sadari. Yang demikian itu disebabkan mereka merasa aman dari makar Alloh ta'ala. Mereka terus-menerus dalam kemaksiatan, tidak menyadari kemurkaan Alloh ta'ala hingga terjadilah apa yang terjadi.
Wahai Saudariku muslimah…
Sepantasnya seorang muslimah yang sebenarnyai mengetahui beberapa perkara penting berikut ini:
Pertama, hendaknya kita berserah diri dan meyakini bahwa Alloh ta'ala tidak akan mendzolimi siapapun sebagaimana perkataanNya:
وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ
“Dan sekali-kali Alloh tidak mendzolimi hamba-hamba-Nya.” (QS. Fushilat: 46)
Sebab turunnya adzab kepada manusia adalah akibat ulah mereka sendiri, sebagai buah dari amalan mereka. Alloh ta'ala berkata:
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
“Dan musibah apapun yang menimpa kalian adalah disebabkan perbuatan kalian sendiri, dan Alloh memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan itu).(QS. Asy Syuuro : 30)
وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَـٰكِنْ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
”“Dan Alloh tidaklah mendzolimi mereka, akan tetapi diri-diri mereka sendirilah yang dzolim.” (QS. Ali Imron: 117)
Kedua, wajib atas setiap muslim mengetahui bahwa ujian itu datangnya dari Alloh ta'ala. Alloh ta'ala berkata :
وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Dan Kami akan memberi kalian cobaan dengan kejelekan dan kebaikan sebagai ujian dan hanya kepada Kami lah kalian akan dikembalikan.” (QS. Al anbiya: 35)
Hendaknya pula ia mengerti bahwa Allo ta'ala h menguji hamba-hamba-Nya agar dapat dibedakan siapa yang betul-betul beriman kepada Alloh ta'ala dan siapa orang-orang munafik, siapa yang jujur dan siapa yang dusta. Hal ini adalah sunatulloh yang berlaku pada umat-umat terdahulu.
Alloh subhanahu berkata :
وَلِيُمَحِّصَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَمْحَقَ الْكَافِرِينَ ﴿١٤١﴾ أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
“Dan agar Alloh membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang kafir. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum nyata bagi Alloh orang-orang yang berjihad diantara kalian dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imron: 141-142)
Ketiga, wajib bagi kita untuk bersabar, mengharap pahala, dan memuji Alloh ta'ala atas segala yang ditakdirkan-Nya. Hendaknya kita tidak mengeluh atas takdir buruk yang menimpa kita. Kesabaran adalah jalan yang paling selamat dan paling mudah untuk mendapatkan kelapangan dari Alloh ta'ala. Dia berkata :
وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
“Jika kalian bersabar dan bertakwa maka yang demikian itu sungguh merupakan hal yang patut diutamakan.” (QS. Ali Imron: 186)
Keempat, marilah kita bertaubat kepada Alloh ta'ala dan memohon ampunan-Nya atas apa yang telah kita lakukan baik itu perbuatan maksiat dan dosa-dosa ataupun kelemahan dalam menjalankan kewajiban. Kita sadari bahwa taubat adalah satu-satunya cara mencapai jalan keselamatan. Akankah kita sambut seruan Alloh ta'ala tatkala berkata:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kamu sekalian wahai orang-orang yang beriman agar kalian beruntung.” (QS. An Nur: 31)
Ataukah kita akan terus berada dalam kemaksiatan dan dosa dengan meninggalkan sholat, memakan riba, dan lainnya? Akankah para wanita tetap bertabarruj (bersolek dan dipertontonkan di depan laki-laki bukan mahrom) dan safar (bepergian) tanpa mahrom? Apakah kita ingin menunda taubat dan melupakan perkataan Alloh ta'ala :
وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Dan barangsiapa yang tidak bertaubat maka merekalah orang-orang yang dzolim.” (QS. Al Hujurat: 11)
Wahai Saudariku muslimah…
Marilah kita bertaubat kepada Alloh ta'ala dengan taubatan nashuha (yang tulus)
رَّبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُونَ
“Wahai Robb kami, hilangkanlah adzab dari kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang beriman kepada-Mu.” (QS. Ad Dukhan: 12)
Mari kita kembali kepada Alloh Ta'ala. Semoga Alloh Subhanahu wa ta'ala meringankan bencana atas kita dan menahan siksa-Nya. Sholawat dan salam atas Nabi kita Muhammad sholallohu 'alahi was salam.
By Andre and Nisa
http://obat-penyejuk-hati.blogspot.com